Langit Pulau Kreta di Yunani Memerah Bagai di Mars




kolomwarta-Pulau Kreta merupakan sebuah kawasan wisata dan tempat berlibur yang terkenal di Yunani. Pelabuhan di pulau tersebut ramai dengan yacht dan kapal-kapal pesiar dari berbagai negara.Tapi, pada Kamis (22/32018), kawasan wisata tersebut berubah bagaikan satu gambaran Planet Mars.
Perihal itu terjadi karena langit di area Pulau Kreta diselimuti debu berwarna kuning. Debu terlihat menutupi pelabuhan, area hotel dan peristirahatan, hingga perumahan warga setempat.

Kejadian ini disebabkan angin dari utara yang membawa debu dari Gurun Sahara di Afrika. Selubung debu dari gurun tersebut membuat area Pulau Creta beralangitkan warna oranye sepanjang hari. Akibatnya, pulau wisata tersebut terlihat bagaikan dunia lain. 

Banyaknya debu dan udara yang kering sekali melanda semua Gurun Sahara dari akhir musim semi sampai awal musim gugur. Fenomena ini adalah lapisan udara Sahara. Selama masa itu, debu-debu beterbangan bergerak di pesisir Afrika setiap tiga atau 5 hari

Lapisan udara Sahara biasanya berlokasi di ketinggian satu koma lima dua km sampai 6 km di atas permukaan Bumi, lalu menyebar dampak tiupan angin kencang. Debu biasanya memunculkan konsentrasi tidak rendah beberapa materi, seperti zinc, kromium, dan vanadium. Materi tersebut dihubungkan dengan kendala kesehatan pada penduduk Yunani.
Diturunkan dari situs Mail Online, tahun lalu Inggris juga pernah bernuansakan Mars.
Saat tersebut debu Sahara terbawa melintasi Atlantik dari Topan Ophelia sehingga matahari mengubah langit menjadi berwarna merah. Badai pada Oktober lalu diduga membawa debu dari Arika Utara dan puing-puing dari kebakaran hutan di Spanyol dan Portugis menyebar hingga ke Inggris.

Langit di semua London dan kawasan lain di Inggris tertutup kabut berwarna oranya ketika debu gurun bercampur dengan awan. Kawasan berpenduduk di ibukota itu menjadi kontras diakibatkan oleh hal tersebut dengan warna abu-abu yang biasanya menyambut mereka sepanjang tahun.
Pada 2013 juga dilaporkan bahwa debu dari Sahara menyebar hingga ribuan kilometer melalui Atlantik dan menyelimuti negara bagian Texas jadi berawan kelabu.

Beberapa penduduk Texas saat itu dilaporkn menderita alergi sebagai efek dari awan debu Afrika ini. Partikel-partikel kecil memperburuk kondisi jantung dan paru-paru, seperti asma. Sebab tersebut dokter menyarankan penduduk untuk tinggal di dalam rumah sampai awan tersebut berlalu meskpun berlangsung berhari-hari.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Petugas RSPCA Dapati Rumah Berisi 176 Bangkai Ternak

Robot Pembersih Sampah Sungai

Menkeu Sri Mulyani: APBN Kita Semakin Sehat dan Kuat